Surah ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israel dikaitkan dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat akhir surah yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 di mana Allah menyebutkan tentang Bani Israel yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah SWT. Dihubungkannya kisah Isra dengan riwayat Bani Israel pada surah ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israel, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya. Surat ini akan di bahas tentang tafsir, bacaan, dan terjemahan (artinya), beserta dengan isi kandungannya.
Surat Al Isra Ayat 79-82
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (٧٩) وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا (٨٠) وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (٨١) وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا (٨٢
Bacaan Teks Latin
Terjemahan Surat Al Isra ayat 79-82
79. Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu[28]; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji[29].
80. [30]Dan katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar[31] dan keluarkan (pula) aku[32] ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)[33].
81. [34]Dan Katakanlah[35], "Kebenaran[36] telah datang dan yang batil[37] telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap[38].
82. Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar[39] dan rahmat[40] bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim[41] (Al Quran itu) hanya akan menambah kerugian[42].
Penhelasan (isi Kandungan)
[28] Ada yang menafsirkan dengan, “Sebagai kewajiban tambahan bagimu tidak umatmu” atau “Sebagai keutamaan di atas shalat fardhu.” Ada pula yang menafsirkan, agar shalat malam itu menambah kedudukanmu, meninggikan derajatmu, berbeda dengan selainmu, maka shalat itu sebagai penebus kesalahannya.
[29] Yakni tempat yang dipuji oleh orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian, yaitu tempat di mana Beliau melakukan syafa’at agar urusan manusia diselesaikan. Ketika itu manusia mencari orang yang mau memberikan syafa’at untuk mereka, mereka mendatangi Adam, lalu Nuh, Ibrahim, Musa, kemudian Isa, namun mereka tidak bisa dan mengemukakan alasannya, sehingga akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berbicara kepada Allah agar Allah merahmati mereka di padang mahsyar yang ketika itu matahari didekatkan satu mil sehingga keringat manusia berkucuran.
[30] Ada yang mengatakan, bahwa ayat ini turun ketika Beliau diperintahkan berhijrah.
[31] Yakni yang disenangi, di mana aku tidak melihat sesuatu yang tidak aku sukai di sana.
[32] Dari Mekah.
[33] Dari musuh-musuh-Mu. Ada yang menafsirkan, bahwa dalam ayat ini kita memohon kepada Allah agar ketika memasuki suatu ibadah dan selesai darinya dengan niat yang ikhlas dan bersih dari ria dan dari sesuatu yang merusakkan pahala serta sesuai dengan perintah. Ada pula yang menafsirkan, bahwa dalam ayat ini kita memohon kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar kita memasuki kubur dengan baik dan keluar daripadanya waktu hari berbangkit dengan baik pula. Syaikh As Sa’diy berkata, “Ini adalah keadaan paling tinggi yang diberikan Allah kepada seorang hamba, yakni semua keadaannya baik, dan mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, dan agar dirinya pada setiap keadaan berada di atas dalil yang nyata; yakni mencakup ilmu yang bermanfaat dan dapat beramal saleh karena mengetahui masalah dan dalil-dalil.”
[34] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika masuk ke Mekah di hari Fathu Makkah (penaklukkan Mekah), sedangkan ketika itu di sekeliling Baitullah ada 360 patung, Beliau memukulnya dengan tongkat yang ada di tangannya dan mengucapkan ayat di atas sampai patung-patung itu jatuh.
[35] Ketika engkau masuk kembali ke Mekah.
[36] Yakni Islam atau wahyu yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
[37] Yakni kekfuran.
[38] Inilah sifat untuk yang batil, yakni akan lenyap. Akan tetapi, terkadang ia menjadi kuat dan laris di tengah-tengah manusia ketika tidak dilawan oleh yang hak, namun ketika yang hak datang, maka yang batil segera lenyap. Oleh karena itu, kebatilan tidaklah laris di tengah masyarakat kecuali ketika mereka berpaling dari kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
[39] Yakni obat terhadap kesesatan. Demikian pula obat bagi hati yang terkena syubhat, kebodohan, pemikiran yang batil, penyimpangan, dan niat buruk. Hal itu, karena Al Qur’an mengandung ilmu yang yakin yang dapat menyingkirkan semua syubhat dan kebodohan, dan mengandung nasehat serta peringatan yang dapat menyingkirkan semua syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah. Demikian pula, Al Qur’an merupakan obat bagi badan yang mengalami sakit dan penderitaan.
[40] Karena di dalamnya terdapat sebab-sebab dan sarana untuk memperoleh rahmat, di mana apabila eorang hamba melakukannya, maka dia akan memperoleh rahmat, kebahagiaan yang abadi, dan pahala di dunia dan akhirat.
[41] Yakni mereka yang tidak membenarkan Al Qur'an atau tidak mengamalkannya.
[42] Karena dengan Al Qur'an, hujjah tegak terhadap mereka.
Tafsir Jalalayn
79 (Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu) salatlah (dengan membacanya) yakni Alquran (sebagai suatu ibadah tambahan bagimu) sebagai amal fardu tambahan bagimu secara khusus bukan bagi umatmu, atau sebagai tambahan di samping salat-salat fardu (mudah-mudahan mengangkatmu) mendudukanmu (Rabbmu) di akhirat kelak (pada tempat yang terpuji) di mana semua orang yang terdahulu hingga orang yang kemudian memujimu karena kamu menduduki tempat tersebut; yaitu kedudukan memberi syafaat pada hari diputuskan-Nya segala perkara. Ayat berikut diturunkan sewaktu Allah memerintahkan Nabi saw. untuk melakukan hijrah.
untuk mengetahui lebih lanjut tafsir 79-82 silahkan klik disini