Surat Al Isra Ayat 26-29
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (٢٦)إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (٢٧) وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلا مَيْسُورًا (٢٨) وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
Bacaan Latin
waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan
27. inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan
28. wa-immaa tu’ridhanna ‘anhumu ibtighaa-a rahmatin min rabbika tarjuuhaa faqul lahum qawlan maysuuraan
29. walaa taj’al yadaka maghluulatan ilaa ‘unuqika walaa tabsuthhaa kulla albasthi fataq’uda maluuman mahsuuraan
Terjemahan ( Artinya)
26. Dan berikanlah haknya[1] kepada kerabat dekat[2], juga kepada orang miskin[3] dan orang yang dalam perjalanan[4]; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros[5].
27. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan[6] dan setan itu sangat kufur kepada Tuhannya[7].
28. Dan jika engkau berpaling dari mereka[8] untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut[9].
29. Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu[10] dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah)[11] nanti kamu menjadi tercela[12] dan menyesal[13].
Penjelasan atau isi kandungan
[1] Haknya berbeda-beda tergantung keadaan, kedekatan, kebutuhan dan waktu.
[2] Dengan disambung silaturrahimnya dan dimuliakan.
[3] Dengan diberikan zakat dan sedekah untuk mengurangi kemiskinannya
[4] Yang kehabisan bekal, lalu diberikan bantuan namun tidak sampai memadharratkan si pemberi, dan pemberian yang diberikan hendaknya tidak melebihi kebutuhannya, karena jika demikian akan termasuk ke dalam tabdzir (pemborosan).
[5] Seperti mengeluarkannya untuk selain ketaatan kepada Allah.
[6] Yakni di atas jalannya, karena setan tidaklah mengajak kecuali kepada perbuatan tercela. Ia mengajak manusia untuk bersikap bakhil atau kikir, ketika manusia menolaknya, maka setan mengajaknya untuk melakukan pemborosan. Sedangkan yang diperintahkan Allah adalah perkara yang adil dan pertengahan lagi terpuji.
[7] Yakni kufur kepada nikmat-nikmat-Nya, demikian pula saudaranya yaitu orang yang pemboros.
[8] Yakni dari kerabatmu, dengan tidak memberi mereka, beralih kepada waktu yang lain yang di sana kamu berharap dimudahkan oleh Allah rezekimu. Hal itu, karena perintah memberi kepada kerabat adalah jika mampu dan kaya, adapun jika tidak mampu atau tidak bisa memberi pada saat itu, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk mengucapkan kata-kata yang lemah lembut.
[9] Maksudnya, apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, maka katakanlah kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa karena mereka belum mendapat bantuan dari kamu. Dalam keadaan seperti itu, kamu berusaha untuk mencari rezeki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka. Contoh ucapan yang lemah lembut adalah berjanji akan memberikan bantuan kepada mereka ketika ada rezeki. Hal ini termasuk ibadah, karena berniat untuk berbuat baik adalah sebuah kebaikan. Oleh karena itu, sepatutnya seorang hamba melakukan perbuatan baik yang bisa dilakukan dan memiliki niat baik untuk perkara yang belum bisa dilakukan, agar memperoleh pahala terhadapnya dan boleh jadi Allah memudahkannya karena harapan yang ada dalam dirinya.
[10] Ini merupakan kinayah (kiasan) sikap menahan tangannya dari berinfak (terlalu kikir).
[11] Seperti mengeluarkan harta untuk hal yang tidak patut atau melebihi dari yang patut.
[12] Karena tidak berinfak.
[13] Karena terlalu pemurah, sehingga di tanganmu tidak ada harta.